Indonesia tengah mempersiapkan diri menjadi negeri jahe merah layaknya Korea yang dikenal karena ginsengnya. Para petani di beberapa wilayah Tanah Air, antara lain di Kabupaten Lebak, Banten tengah dilatih agar dapat menghasilkan jahe merah terbaik. Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Lebak, Banten Rahmat Yuniar mengatakan, permintaan jahe merah melonjak signifikan sejak pandemi Covid-19, dikarenakan khasiatnya.
“Kabupaten Lebak itu terluas di Banten. Petani saya dididik dan dilatih sehingga pengetahuannya bertambah dalam mengolah jahe merah. Apalagi di sini juga ada gula semut atau gula merah yang sudah tembus pasar dunia,” ujar Rahmat kepada RRI.co.id, Selasa (16/8/2022).
Menurut catatan Rahmat, pada 2018 dihasilkan 274 ribu kg, 2019 permintaan naik jadi 612 ribu kg, tahun 2020 naik lagi 619 ribu kg, 2021 naik 1 juta kg lebih. Dan pada pertengahan 2022 atau periode pertama sekitar 700 ribu kg. “Semoga Indonesia menjadi negeri jahe merah layaknya Korea yang dikenal dengan gingsengnya,” harap Rahmat.
Kepala Komunikasi Eksternal PT Kalbe Farma, Hari Nugroho mengaku, bukan tidak mungkin akan seperti Korea dengan ginsengnya. Karena, pihaknyapun telah memperkenalkan ekosistem negeri jahe merah yang dirancang oleh Business Unit Bintang Toedjoe Inovasi Natural (BINA) untuk meningkatkan kesejahteraan petani daerah.
Selama ini, Kalbe Farma selalu mempertimbangkan keberlanjutan dalam menjalankan operasionalnya. Terutama dampak positif program terhadap lingkungan, masyarakat dan semua pemangku kepentingan. “Oleh sebab itu kami melatih para petani untuk nenghadilkan jahe merah yang berkualitas membawa Indonesia menjadi negeri jahe merah. Terlebih khasiatnya sangat ampuh di masa pandemi Covid-19,” ucapnya.
Head of Commmercialization BINA PT Bintang Toedjoe, Lidya Warjaya menambahkan bahwa ekosistem jahe merah ini memiliki tujuh pilar proses. Yakni pembibitan jahe merah, penanaman jahe merah, setelah panen, ekstraksi atau distilasi, farmakologi, komersialisasi dan pemberdayaan masyarakat.
Dalam proses pembibitan jahe merah, BINA bekerja sama dengan Badan Riset Inovasi Nasional, PT Inagro dan Universitas Surabaya untuk menghasilkan benih jahe merah yang terstandarisasi.
“BINA terus mengembangkan penelitian kultur jaringan jahe merah untuk menghasilkan benih yang konsisten secara genetik,” terangnya. Pada proses penanaman jahe merah, BINA bekerja sama dengan komunitas petani jahe merah, termasuk salah satunya di Boyolali.
Jahe merah yang siap dipanen akan dikirimkan ke sentra panen termasuk bekerja sama dengan pemerintah daerah. Jahe merah ini kemudian disortir, dicuci, dipotong, dikeringkan dan dikemas sehingga siap untuk dikonsumsi atau diolah lebih lanjut. (Sumber: rri.co.id)