Anggota DPRD Provinsi Bali, I Made Budastra, SE., M.AP yang juga Anggota Komisi II DPRD dari PDIP asal Desa Temesi, pada Kamis, 18/8/2022 (kemarin) menyatakan kalau sudah mandiri, Panca Yadnya bisa dilakukan tanpa Pemerintah. “Yang sedang greget, sekarang membuat sumber pendapatan untuk kegiatan adat dalam beryadnya,” ujarnya.

Di Gianyar, Parahyangan di Gianyar merupakan warisan leluhur. “Sudah layak direnovasi,” ujarnya. Kedua, Pawongan agar bersaing di era digital, baik di sektor ekonomi kreatif dan lainnya. Yang ketiga Palemahan. “Tidak ada wilayah tanpa nilai ekonomis, itu harus dimanfaatkan oleh desa adat agar mandiri,” ujarnya.
Apabila sudah terwujud kemandirian, maka disambut baik. Contoh dengan membuat kegiatan ekonomi di masing adat. “Membangun upakara, buatkan lembaga, bisa manfaatkan Bupda,” ujarnya.

Dikatakan tatanan di Bali, ada Sekaha dan pasemetonan tuntas semuanya. Jangan diberi ruang tidak terjaga. “Jangan sampai ada sentimen yang mengendorkan,” ujarnya. Lembaga formal ada MDA, PHDI dan pemerintah termasuk tokoh masyarakat untuk membangun agar kokoh. “Di semua lini terjaga dengan baik, ngeh rage ajak onyangan. Mari bangun dari rumah tangga,” ungkapnya. Dia ingin tiap Desa ada panutan yang dipakai acuan masyarakat.

Untuk Desa Temesi, dengan kegiatan ekonomi membuat bangunan untuk serati banten untuk ‘back up’ Banten. “Dua kali odalan di Kahyangan Desa, maka berapa rupiah bisa diambil. Kita kelola di tempat. Seandainya ada kebutuhan barang seperti nasi, cari distributor,” ujarnya. Boleh bekerjasama dengan volume lebih luas. Sehingga keuntungan terbagi. “Potensi ditanya dulu, apa yang bisa dikembangkan di desa. Tinggal ‘start’, membuat kerajaan bisnis dalam unit kegiatan ekonomi,” tutupnya. (K.yess/gumikbali.co.id)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *