LPD Desa Adat Luwus sempat melalui jalan berliku, terpuruk namun tidak menyurutkan niat LPD tetap berdiri memberikan manfaat bagi krama. Pemucuk LPD Desa Adat Luwus, I Made Tetap Aryadi, didampingi, I Made Pater selaku Penyarikan, serta Ni Wayan Karina Pratiwi, selaku Petengen LPD Luwus, pada Rabu, 31/8/2022 (kemarin) di kantor LPD Luwus, mengaku sepulang dari rantau, ditunjuk oleh Bendesa adat baru. Awalnya tidak paham soal LPD. “Di desa lain maju. Sementara kami potensi ekonomi desa tinggi kok begini, makanya kami terpanggil,” ujarnya.

Saat dikelola, LPD memungut dana iuran masyarakat Rp 50.000 per KK. Jadi ada dana Rp 20 juta lebih. “Lalu kami berusaha, sambil memungut iuran, kami sambil jalan. Mulai kami cari bendahara, kolektor tukang pungut,” ujarnya. Awalnya, pegawai mau mengabdi. September Pada 2018 belum digaji. Akhirnya 2019 baru bisa menggaji Rp 500.000. Itupun hanya 2 orang “Kami berusaha sebarkan ke masyarakat, bahwa kami bisa salurkan kredit motor. Itu awal kebangkitan kami,” ujarnya. Selanjutnya, ada deposito. “Jadi tiap ada yang amprah motor, kami tawarkan siapa yang deposito. Akhirnya akhir 2019 aset kami Rp 1 miliar,” ujarnya.

Sempat dihantam pandemi pada 2021. Sempat goyang, aset naik turun. “Sekarang astungkara sudah sampai Rp 2,5 miliar,” ujarnya. Untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat, diakui, belum semua masyarakat sreg dengan LPD. “Namun dengan melihat kinerja pegawai LPD. Apalagi, kami ikut deposito disini. Sehingga masyarakat percaya,” ujarnya. Selama ini, kami dari LPd baru mampu memberikan Punia kepada desa adat. “Saat ini kami berusaha irit, namun meningkatkan modal,” ujarnya.

Pesan kepada masyarakat Luwus, semoga masyarakat ikut membangun LPD, baik menabung dan kredit di LPD. “Program di LPD agar disetujui dan ikut membangun LPD ke depan. Semoga pembangunan di Luwus bisa ditekel oleh LPD,” tutup dia. (K.yess/gumikbali.co.id)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *