Catatan Kecil: D.Wijaya
Pertengahan Pebruari 2023 lalu masyarakat Indonesia di hebohkan dengan berita anak pejabat yang bergaya hidup mewah berulah menganiaya seorang anak muda hingga dibawa kerumah sakit, sekarat. Kejadian itu akhirnya menyeret sang ayah yang adalah pejabat pajak di negeri ini, dipecat dan kemudian berurusan dengan hukum.

Bergaya hidup mewah sering disebut sebagai hedon. Hedon akar dari kata hedonimos (Yunani) yang berarti kesenangan atau kenikmatan. Hedonisme pada jaman Yunani kuno merupakan ajaran atau pandangan bahwa kesenangan atau kenikmatan itu merupakan tujuan hidup manusia, bukan bergaya hidup mewah bukan pula pamer kekayaan yang tidak peka pada orang lain.

Hedonisme muncul pada awal sejarah filsafat sekitar +/- 433 SM. Hedonisme sendiri ingin menjawab pertanyaan filsafat “apa yang menjadi hal terbaik bagi manusia?” Filsuf Aristippos menyebutkan bahwa yang menjadi hal terbaik bagi manusia adalah kesenangan, manusia hidup mencari kesenangan adalah kodrat alamiah. Seiring perkembangan peradaban, filsuf Epikuros menyebutkan bahwa hedonism tidak hanya mencakup kesenangan badani saja, melainkan juga kesenangan rohani, seperti halnya terbebasnya jiwa dari keresahan.

Kaum Epikurean memberikan batasan bahwa kenikmatan itu dipahami secara lebih mendalam. Kenikmatan atas pemenuhan keinginan alami yang utama, bukan keinginan berlebihan. Contoh kebutuhan makan memang perlu, tetapi tidak perlu makan ditempat super mewah berlebihan. Demikian juga keinginan menikmati kekayaan untuk ketenteraman jiwa bukan pamer kekayaan. Kesenangan dan kenikmatan dicari untuk memperoleh kebahagiaan, dan kebahagiaan terbesar bagi manusia adalah persahabatan. Jika demikian halnya, hedonism tidak ada masalah, bahwa menikmati kesenangan, kekayaan untuk kebahagiaan dan persahabatan umat manusia sangatlah mulia.

Lalu, apa salahnya menjadi orang anak kaya, apa salahnya menjadi anak pejabat mampu menikmati kesenangan dan bergaya hidup mewah. Kalau bukan karena pelanggaran hukum, mungkin saja gaya hidup hedon, flexing pamer barang mewah tidak jadi soal. Atau, apakah ini cara alam untuk mengembalikan pemahaman mengenai Hendonisme itu, dan atau cara alam untuk membuka siapa sang ayah sebenarnya, dari mana sumber kekayaan sang ayah yang saat ini dipermasalahkan itu.

Kembali pada perbuatan sang anak pejabat yang diceritakan diawal, bila ditakar dengan teori Socrates, bahwa “perbuatan yang tidak disertai dengan pengetahuan akan menghasilkan kebodohan yang nantinya akan melahirkan tindakan–tindakan kejahatan”. Karenanya penting sekali punya pengetahuan, karena melalui ilmu pengetahuan yang benar, manusia cenderung tidak akan melakukan kesalahan (dosa). “kejahatan itu terjadi karena kebodohan” menurut socrates “terdapat kaitan erat antara pengetahuan dan moralitas”.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *