Di sudut sunyi di Banjar Kembang, Desa Cupel, Kecamatan Negara, Kabupaten Jembrana, seorang ayah Muhlisin namanya, menjalani hari-hari dalam diam penuh perjuangan. Di balik wajahnya yang teduh, tersimpan luka dan derita yang tak terucapkan. Sejak dua tahun terakhir, ia tak lagi mampu bekerja. Benjolan di belakang telinga kanannya yang awalnya kecil kini tumbuh menjadi luka borok yang terus menganga, mengikis fisik, namun tak menggoyahkan semangat hidupnya.
Dulu, ia dikenal sebagai buruh serabutan. Kadang jadi tukang bangunan, kadang apapun yang halal demi sesuap nasi untuk keluarganya. Kini, tubuhnya tak lagi mampu menyokong jerih payah itu. Ia hanya bisa terbaring, menatap langit-langit rumahnya yang lapuk, berharap keajaiban datang membawa harapan.
Di tengah gelap itu, Redaksi Newsyess bersama CV Mitra Karya Bahagia (CV MKB) hadir membawa cahaya. Sebuah paket sembako sederhana menjadi lambang cinta kasih dan solidaritas, menyambung asa yang nyaris padam.
“Kami datang bukan sebagai penyelamat, tapi sebagai sesama manusia yang peduli,” ujar Ngakan Putu Suardika, yang akrab disapa Ngakan Yess, selaku Pimpinan Redaksi Newsyess.
“Karena di balik luka yang terlihat, ada jiwa yang terus berjuang. Dan di balik kesulitan hidup, ada kekuatan besar dari cinta seorang ayah.”
Ayah Sakit, Anak-Anak Putus Sekolah
Ironi kehidupan semakin terasa ketika ketiga anak Muhlisin yang seharusnya bersekolah dan mengejar mimpi harus berhenti menuntut ilmu karena ketiadaan biaya. Sang sulung seharusnya duduk di bangku SMA, yang kedua masih SMP, dan yang paling kecil baru menginjak SD. Namun kenyataan memaksa mereka memilih jalan sunyi: meninggalkan bangku sekolah demi bertahan hidup.
Di samping Muhlisin, sang istri tetap setia. Dengan kesabaran yang tak terukur, ia mengurus suaminya, membesarkan anak-anaknya, dan menahan tangis dalam diam. Rumah gubuk yang mereka tinggali pun jauh dari kata layak, namun cinta dalam keluarga itu terasa begitu hangat, mengalahkan dinginnya malam dan kerasnya kenyataan hidup. (NY)
