Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa meyakini, kebijakan penempatan dana pemerintah ke perbankan akan berdampak cepat ke perekonomian. Ia memperkirakan, perubahannya akan terasa dalam waktu empat, bahkan dalam satu bulan ke depan.
“Kalau saya lihat, delay dari injeksi uang ke sistem perekonomian, kalau di Amerika Serikat sekitar 14 bulan. Kalau di sini (Indonesia) biasanya empat bulan sudah kelihatan paling lambat ya,” kata Menkeu Purbaya usai melakukan pertemuan dengan Otoritas Jasa Keuangan di kantor pusat Direktorat Jenderal Pajak, Selasa (16/9/2025).
“Tapi pengalaman tahun 2021, begitu kita injeksi ke sistem, mungkin setengah sampai sebulan sudah kelihatan pembalikan arah kredit. Jadi saya pikir tidak terlalu lama, kita akan melihat ekonomi lebih berdaya,” ujarnya.
Menurut Menkeu, para bankir di lima bank yang menerima penempatan dana pemerintah adalah “orang-orang yang pinter”. Mereka mampu berpikir untuk menyalurkan kredit ke proyek-proyek yang memberikan ‘return’ tinggi tapi aman.
“Mereka kan orang-orang pinter, cuma selama ini malas karena bisa menempatkan dananya di tempat yang aman. Engga ngapa-ngapain, tapi spread cukup dan dapat untung yang gede,” ucap Menkeu Purbaya.
Dengan tuntutan penyaluran kredit, tambah Purbaya, juga akan memacu kompetisi di antara lima bank tersebut. Hal serupa disampaikan Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Mahendra Siregar.
Menurutnya, OJK akan ikut memantau apakah fungsi intermediasi perbankan berjalan seperti yang diharapkan. “Kami akan melihat bagaimana tindak lanjut dan perkembangannya dari waktu ke waktu dan melaporkannya pada Menteri Keuangan,” ucap Mahendra.
Dari hasil pemantauan itu, tambah Mahendra, akan diketahui apakah kebijakan penempatan dana di perbankan ini efektif. Terutama dalam meningkatkan pertumbuhan kredit dan pertumbuhan perekonomian. (Sumber: RRI.co.id)
