“jarak krisis semakin dekat dan kedepan krisis akan tetap ada, karenanya perlu senantiasa memitigasi risiko” kata DR Aviliani pada Senin 28 Maret siang tadi pada acara rakernas Perbarindo 2022 bertempat di Hotel Bidakara Jakarta.

Dibagian akhir pemaparannya DR Aviliani menjelaskan ada tiga strategi yang ditawarkan untuk menyikapi kondisi BPR BPRS saat ini (ditengah pandemic covid) yaitu: pertama, untuk debitur yang sudah tidak mampu bertahan terhadap covid, nantinya masuk kedalam asset manajemen. Kedua, Debitur yang masih bisa bertahan, diberikan tambahan pinjaman, pinjaman pertama diberi relaksasi, jangka waktu yang Panjang, Pinjaman ke dua jalan dengan skema angsuran tertentu yang relatif ringan, agar debitur bisa hidup kembali. Ketiga, untuk debitur yang tidak terdampak, angsuran berjalan normal seperti biasa.

Pertanyaanya, untuk strategi penyelamatan pertama dimana debitur yang tidak mampu bertahan akan dimasukkan kedalam asset manajemen, bagaimana mekanismenya dan siapa yang akan menanggung o/s kredit dimaksud ?. Pertanyaan penulis lewat media chat ini ditanggapi enteng oleh  ekonom senior dari Institute for development of Economic and Finance (Indef), “kalau kondisi itu ternyata tidak bisa terkendali pemerintahlah yang harus bertanggungjawab”. Salam Menguntungkan/D.Wijaya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *