BPS Bali menyebut “Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel berbintang pada bulan April 2022 tercatat sebesar 18,98 persen, turun sedalam 2,92 persen jika dibandingkan dengan bulan Maret 2022. Jika dibandingkan dengan bulan April 2021 (y-o-y) yang mencapai 10,09 persen, tingkat penghunian kamar pada bulan April 2022 tercatat naik 8,89 poin. Sementara itu, TPK hotel non bintang tercatat sebesar 9,51 persen, naik 1,91 poin dibandingkan bulan Maret 2022.”(@ bpsprovbali)
Terkait itu, pengamat Ekonomi Bali, Ida Bagus Kade Perdana ketika diminta komentarnya oleh gumikbali.co.id pada Jumat 10/06/2022 menyatakan “penurunan TPK hotel berbintang di Bali pada bulan April 2022 dibandingkan bulan Maret 2022 kemungkinan disebabkan pada April lalu memasuki masa bulan puasa, disamping itu pihak hotel masih berbenah, melakukan renovasi karena terbengkalai selama masa pandemi covid – 19 “ jelasnya.
Lebih lanjut I.B. Kade Perdana memaparkan pihak hotel mempersiapkan diri “agar bisa memberikan pelayanan dan kenyamanan yang memuaskan dalam menyambut wisatawan yang akan datang ke Bali nanti” ujarnya. Selain itu, mantan Direktur Utama Bank Sinar Jreng ini melanjutkan “dengan adanya rangsangan kemudahan syarat perjalanan, apalagi pihak manajemen hotel yang memberikan diskon yang nenarik serta adanya kebijakan libur bersama, tentu merupakan berkah bagi industri pariwisata Bali” komentarnya.
Menurutnya “di bulan Mei 2022 TPK hotel berbintang mulai menggeliat kembali merangkak naik”. Lanjutnya,
Ketua BANI Bali ini juga menyebut “kita sudah seringkali diingatkan adanya bencana alam: letusan Gunung Agung, berbagai penyakit lainnya, perang teluk, bom Bali dll yang membuat industri pariwisata rentan dan tak berdaya menghadapinya, oleh karenanya perlu menghidupkan sektor sektor lainnya, termasuk merubah mindset SDM Bali kedepan agar bertumbuh sebagai agent of development” Pungkas Ida Bagus Kade Perdana.
Sementara itu, pengamat ekonomi baru sosial bisnis dan disruption planner, Gde Tatak Suartana menyatakan “Pariwisata Bali kini mulai menggeliat pasca pandemi dan Grand Formula Mandalika serta persiapan menghadapi G20”. Selanjutnya Tatak Prabu panggilan akrabnya menyebut “Bali masih menjadi salah satu tempat tervaporit sebagai salah satu tempat meeting Internasional bergengsi itu, tetapi yang terpenting buat Bali bukanlah mulai terjadi pertumbuhannya saja tetapi siapkah Bali berubah menjadi pariwisata baru yang berstandar Internasional CHSE (Clean, Healthy, Saving dan Equibility) berbasis alam dan budaya Bali”. Ujarnya. (D.Wijaya/Gumikbali.com)