Provinsi Bali baru saja merayakan Hari Jadi yang ke-64. Usia 64 tentu bukan usia muda lagi jika diibaratkan manusia, tentu diharapkan semakin bijaksana. Begitu juga dengan Provinsi Bali diharapkan kedepan keberadaannya tetap eksis karena Bali merupakan ikon dan barometernya pariwisata Indonesia.

Karenanya adat dan budaya Bali harus tetap dijaga meskipun sekarang ini banyak masuk budaya-budaya asing. Wakil Ketua DPRD Bali Tjok Asmara Sukawati mengatakan, pariwisata merupakan tulang punggung masyarakat Bali. Hal itu terlihat disaat pandemic covid19 perekonomian Bali turun drastic akibat mati surinya pariwisata Bali.

Mengingat masyarakat Bali tidak bisa lepas dari pariwisata, maka menurutnya hanya adat dan budaya Bali yang adiluhung dimiliki Bali untuk menjaga konsistensi pariwisata yang harus dipelihara “Kalau kita lihat pemandangan diluar lebih bagus banyak. Tetapi yang khas Bali adalah adat dan budaya. Ini harus kita pertahankan, memang mahal,” ucapnya.

Tjok Asmara Sukawati mengakui, masyarakat Bali tidak bisa lepas dari pariwisata namun demikian sector pendukung pariwisata harus dikembangkan kedepannya seperti sector pertanian dan sector peternakan. Seperti disektor peternakan, peluang sapi Bali sangat tinggi karena kwalitasnya sangat bagus. Dikatakan daging sapi Bali sangat diminati masyarakat luar Bali maupun wisatawan sehingga peternakan sapi Bali juga harus diperhatikan.

Begitu juga dibidang pertanian menurut Cok Sukawati harus dikembangkan mengingat ketahanan pangan juga harus dipertahankan untuk mendukung sector pariwisata. Tidak hanya untuk mendukung pariwisata tetapi juga untuk meningkatkan pertumbuhan perekonomian masyarakat Bali. (sumber: rri.co.id)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *