LPD desa adat Sading mampu melewati masa pandemi. Bahkan, kini memiliki dana likuiditas mencapai Rp 20 miliar untuk melayani kebutuhan masyarakat. Pemucuk LPD Desa Adat Sading, I Nengah Suwitra, SE pada, Sabtu, 15/10/2022 (kemarin) di kantor LPD Sading, menyatakan selain menyiapkan dana Likuiditas juga memberikan keringanan bunga bagi yang terdampak pandemi. “Ketika keluar dari dunia usaha, maka kami siapkan dana. Namun lihat karakter dulu, lihat usahanya, dan kami kontrol, sehingga ada hasil untuk pengembalian,” ujarnya.
Mengenai jaminan, sifatnya formal untuk pengikat dan pertanggungjawaban di desa adat. “Saat untung kami berikan ke desa adat. Begitu tidak untung, kami akan ditanyakan. Maka itulah perlunya jaminan,” jelasnya.
Mengenai situasi pandemi, diakui terlewati dengan memberikan sembako kepada 1.400 KK dengan 13 Banjar ada, 1 kelurahan dan 1 desa dinas. Lalu memasuki masa endemi, tetap berjalan. “Sulitnya di expand kredit. Karena masyarakat berpikir, apalagi ada isu krisis global. Maka kami jaga likuiditas dan pelayanan,” jelasnya.
Mengenai dukungan Bendesa, lanjut dia, masih bersinergi dengan baik. Tatkala ada kematian, LPD turut memberikan dana duka berupa sarin kwangen Rp 500.000 dan adat memberikan Rp 500.000. “Bahkan ketika ada kegiatan di hari Nasional dan HUT anak muda, kami ikut berpartisipasi. Kami bantu anak Rp 5 juta, untuk hadiah dan kupon sebagai motivasi bagi anak-anak di Sekaha Teruna,” jelasnya.
Di sisi lain LPD Sading telah mampu memberikan subsidi di upacara Pitra Yadnya per 5 tahun sekali. Uangnya dari LPD berupa subsidi Rp 68 juta untuk ngaben masal. “Karena sudah disubsidi, belum lagi bantuan bupati dan provinsi, maka ngaben gratis jadinya,” ujar dia. Terkait aset diakui ada penurunan Rp 4 miliar dengan aset total Rp 40 miliar. Untuk target laba Rp 900 juta. “Kami berusaha mencapai target. Mudah mudahan tercapai, karena situasi seperti ini. Memang semua maklum, badan pengawas maklum, apalagi badan pengawas kontrol tiap Minggu,” jelasnya.
Harapan kepada krama Sading, kata dia, LPD milik masyarakat. “Mari dipupuk agar LPD berkembang. Ketika ada penilaian tidak bagus, itu sah saja. Namun lihat kenyataan, kami sudah transparan menyampaikan ke Banjar-banjar,” ujar” tutupnya. (K.yess/gumikbali.co.id)