(Yogyakarta-Catatan kecil D.Wijaya, peserta munas)

Dari Musyawarah Nasional (Munas) ke-XI Perhimpunan Bank Perkreditan Rakyat Indonesia (Perbarindo) pada 19-21 Oktober 2022 yang diselenggarkan di The Alana Hotel & Convention Center Yogyakarta, menyimpan catatan optimisme peserta munas (pen), bahwa ekonomi Indonesia selama dua tahun terakhir hingga kini masih dibayangi pandemic covid 19.

Pada hari pertama pembukaan Munas dimaksud, di sesi sarahasehan Nasional bertajuk “Penguatan Peran BPR-BPRS Sebagai Mitra UMKM Menuju Pemulihan dan Kebangkitan Ekonomi Nasional” dari sejumlah narasumber yang hadir semuanya menyampaikan pandangannya yang bernada optimis (pen).

Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor Prof Dr. Ir. Nunung Nuryantono, M.Si pada satu bagian materinya menggambarkan korelasi antara kredit Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dan Pertumbuhan Ekonomi sebagai berikut. Sekitar Maret 2020 ketika Pemerintah secara resmi mengumumkan Covid-19 masuk Indonesia dampak terhadap permasalahan kesehatan masyarakat dan kondisi ekonomi sudah dirasakan, dan hingga akhir tahun 2020 pertumbuhan ekonomi Indonesia tercatat negative 2,07 persen, namun demikian kredit BPR secara nasional masih bisa tumbuh di angka 1,83 persen.

Pada 2021 pertumbuhan ekonomi tercatat 3,69 persen, kredit perbankan tumbuh 5,34 persen. Sementara pada Juni tahun 2022 lalu, pertumbuhan ekonomi Indonesia tercatat mencapai 5,33 persen, sementara kredit perbankan (BPR) tumbuh mencapai 5,79 persen. Prof Nunung juga menyampaikan bahwa “sekitar 55 persen share PDB kita itu dari jawa, kalau kita lihat lagi sebaran UMK diseluruh wilayah Indonesia, yang paling padat di jawa” ujarnya.

Pembicara lain dari Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Muhammad Yusron pada materinya menjelaskan bahwa fungsi intermediasi perbankan menunjukkan peningkatan, seiring pemulihan ekonomi nasional. Pertumhuhan DPK (Dana Pihak Ketiga) BPR dan BPRS masing-masing 9,2 persen dan 15,8 persen. “Pertumbuhan kredit BPR pada Juni 2022 mencapai 8,5 persen (yoy), pada periode yang sama pembiayaan BPRS tumbuh 17,3 persen”.

Selanjutnya disebutkan “berbagai indikator ekonomi riil menunjukkan bahwa pemulihan ekonomi nasional terus berlangsung dengan baik, pertumbuhan PDB tumbuh impresif, konsumen optimis dan neraca perdagangan melanjutkan surplus”. terangnya. (D.Wijaya/gumikbali.co.id)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *