(Yogyakarta-Catatan kecil D.Wijaya, peserta munas).
Sarasehan Nasional yang bertajuk “Penguatan Peran BPR-BPRS Sebagai Mitra UMKM Menuju Pemulihan dan Kebangkitan Ekonomi Nasional” menjadi rangkain awal Musyawarah Nasional (Munas) ke XI Perbarindo pada 19-21 Oktober 2022, di The Alana Hotel & Convention Center Yogyakarta.
Ekonom senior Institute for development of Economic and Finance (Indef), Dr Aviliani yang hadir pada acara sarasehan nasional menyebutkan “ada tiga faktor pendorong digitalisasi sektor keuangan, yang pertama revolusi Industri 4.0, yang kedua kebutuhan masyarakat sejalan dengan pandemic covid-19 dan yang ketiga adalah shifting demografi, dimana baby boomer menuju millennial” jelasnya.
Dr Aviliani, menambahkan bahwa revolusi Industri 4.0 turut mendorong industry keuangan terus berevolusi, sementara itu kebutuhan masyarakat ditengah pandemic covid-19 yang menyebabkan pembatasan aktivitas ekonomi turut menaikkan aktivitas dalam jaringan (Daring). Demikian juga shifting demografi mendorong penggunaan teknologi semakin berkembang.
Ekonom asal Malang ini juga memaparkan terdapat tiga kelompok pengeluaran masyarakat, dimana 20 persen golongan kaya, golongan menengah ada 40 persen dan golongan bawah 40 persen . “share terhadap total pengeluaran pada kelompok kaya dan menengah mencapai 85 persen” paparnya.
Dijelaskan juga bahwa bisnis risiko yang dihadapi sector jasa keuangan (BPR) akan berasal dari manapun, “tidak berasal dari satu sebab dan itu bisa internal bisa ekternal, nanti dalam organisasi harus mulai merubah, biar lebih agile, RBB yang dibuat harus dilihat setiap hari” paparnya didepan peserta sarasehan. (D.Wijaya/Gumikbali.com)