Pemucuk LPD Desa Adat Perean, I Made Suarpa pada Senin, 19/12/2022 di kantor LPD Perean Tegalalang, amat mendukung upaya gubernur Bali menghibahkan dana LPD ke desa adat. Dia menilai upaya itu mengamankan posisi desa adat. “Modal awal Rp 10 juta. Terus Bendesa yang menabungkan ke LPD. Tentunya kami agak tenang,” jelasnya. Ketika nanti ada persoalan, akan diselesaikan di adat.
Terkait pergantian nama, pihaknya cenderung tidak mengubah nama. Tetap Lembaga Perkreditan Desa. “Sekarang kan pakai desa adat Perean,” jelasnya. LPD Perean juga sudah punya pararem terkait LPD. Nantinya, dia akan menyesuaikan adanya penyeragaman LPD dari provinsi. Selama ini, LPD Perean sudah banyak berkontribusi ke desa adat. Apalagi, masyarakat dan prajuru mendukung penuh keberadaan LPD. “Kalau sekarang mendukung, apalagi setelah bikin kantor,” jelasnya.
Diakui, kredit di Perean menyasar peternakan. Bayar bunga di depan. Peternak bisa meminjam tergantung untuk kandang dan bibit. “Paling kecil Rp 5 juta. Paling besar Rp 20 juta setahun. Bunga dibayar pertama di depan, pokoknya setelah panen,” ujarnya. Untuk panen babi lima bulanan begitu juga sapi menyesuaikan dengan panen sapi. “Ide ini muncul ketika kami keliling di peternakan. Kami ingin membantu. Toh, sama-sama diuntungkan,” jelasnya.
Hingga kini, ada puluhan peternak yang telah memanfaatkan produk LPD Perean. “Dengan bayar bunga di depan, justru meringankan,” ujarnya. Dikatakan, dengan sistem Kredit khusus peternak, telah berjalan lancar. “Astungkare jalan. Kalau konsisten, lancar kok,” ujarnya. Pihaknya juga memperketat pengawasan kredit. Misalnya, ketika ada yang mengajukan kredit, tetap pemberitahuan ke Bendesa selaku pengawas.
Lebih lanjut dikatakan, target LPD Perean untuk membantu desa adat. Misalnya ada pembangunan di adat, dibantu. “Termasuk membantu Krama,” ungkapnya. Kepada krama Perean, diharapkan untuk terus mempercayai LPD Perean. Aset kini mencapai Rp 4 miliar dengan laba berjalan Rp 25 juta. (K.yess/gumikbali.co.id)