Pemerintah diminta untuk melakukan terobosan kebijakan untuk mendorong UMKM Indonesia agar menjadi bagian dari rantai pasok industri. Indonesia bisa mencontoh keberhasilan negara-negara seperti Korea Selatan, Tiongkok, dan Jepang dalam mengintegrasikan UMKM ke dalam rantai produksi perusahaan multinasional.
Demikian disampaikan Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Esther Sri Astuti, Jumat (25/10/2024). Esther juga mencontohkan perusahaan elektronik Panasonic.
Menurut dia, sebagai industri manufaktur berskala besar, Panasonic telah melibatkan UMKM sebagai penyedia material produksi. Seperti, komponen-komponen kecil yang dibutuhkan dalam pembuatan produk elektronik mereka.
“UMKM mereka diberikan pelatihan tentang sertifikasi ISO 9002 sehingga bisa berkembang. Kalau mereka bisa memenuhi dan lolos sertifikasi 9002, mereka bisa mendukung industri dan menjadi bagian dari rantai pasok global, kita juga bisa duplikasi itu,” kata Esther.
Ia menambahkan bahwa pemerintah perlu menciptakan mekanisme yang efektif. Terutama, untuk menghubungkan UMKM dengan perusahaan-perusahaan besar.
Esther mencontohkan, UMKM yang memiliki kemampuan memproduksi komponen kapal, dapat dihubungkan dengan perusahaan seperti PT PAL Indonesia. Sehingga, UMKM dapat menjadi bagian dari rantai pasok industri perkapalan nasional.
Di sisi lain, Esther menyoroti masih ada sejumlah tantangan yang harus diatasi, salah satunya adalah ego sektoral antar kementerian. Kondisi ini dinilai menghambat sinergi yang diperlukan untuk mendorong UMKM masuk ke dalam rantai pasok industri.(sumber:rri.co.id)