Oleh: D.Wijaya
Karma bukan semata-mata tentang hukuman atas kesalahan masa lalu. Karma adalah hukum sebab-akibat dari setiap tindakan: pikiran, ucapan, dan perbuatan. Semua tindakan itu menimbulkan konsekuensi, baik dalam kehidupan saat ini maupun dalam kehidupan mendatang.
Apakah karma bisa diubah?. Ajaran kebijaksanaan mengatakan bahwa karma tidak bersifat fatalistik. Artinya kita tidak terikat selamanya pada karma buruk. Kita bisa mengubah arah kehidupan melalui kesadaran, melalui kebaikan kebaikan kita, dan perbuatan mulia saat ini.
Ada ungkapan “Jika kau ingin tahu masa lalu, lihatlah dirimu saat ini, dan jika kau ingin tahu masa depan, lihatlah tindakanmu sekarang.” Ungkapan ini menjadi penting senantiasa kita renungkan untuk pengembangan pribadi kita. Bila ada penderitaan yang kita dapati saat ini, itu bukanlah akhir tapi adalah awal, pintu dan lorong baru untuk perubahan.
Dalam tradisi spiritual, penderitaan adalah pintu menuju kebijaksanaan. Ia memaksa kita merenung, memperbaiki diri, dan menemukan makna lebih dalam dari apa yang kita hadapi saat ini. Penderitaan dapat menghancurkan ego, membuka hati, dan menumbuhkan rasa belas kasihan terhadap sesama. Atas segala yang terjadi saat ini, kita juga tidak perlu menyalahkan diri sendiri sepenuhnya.
Meskipun karma bisa jadi bagian dari penyebabnya, bukan berarti kita pantas untuk menderita atau harus pasrah begitu saja, apalagi menderita berkepanjangan. Rasa bersalah berlebihan atau menyalahkan diri sendiri karena karma masa lalu tidak membawa pertumbuhan dan perbaikan apa-apa, lebih baik sadari dan berupaya memperbaikinya. Yang penting dilakukan saat hidup kita hari ini adalah: apa yang bisa kita lakukan sekarang agar hidup kita, dan hidup orang lain, menjadi lebih baik?. Pastikan selalu ingat, “hidup kita dan hidup orang lain menjadi lebih baik”.
Pernyataan “diriku hari ini adalah hasil perbuatanku di masa lalu” adalah benar, tapi bukan seluruhnya. Apa yang kita alami sekarang, kondisi batin, relasi, bahkan situasi hidup sangat dipengaruhi oleh pilihan dan tindakan kita di masa lalu. Tapi itu bukan satu-satunya factor, banyak hal juga terjadi karena: keputusan orang lain; lingkungan dan sistem sosial; dan peristiwa acak di luar kendali kita.
Bila masa lalu membentukmu seperti hari ini, ingatlah masa kini dan masa depan tetap terbuka untuk dibentuk lebih baik lagi. Kita bukanlah korban masa lalu, tapi pelukis masa depan.
Jikalau masa lalu membuatmu terluka, masa kini adalah ruang penyembuhan. jikalau dulu salah langkah, hari ini adalah waktu untuk memperbaikinya. Dan jikalau dahulu kita pernah menyakiti, kini saatnya menebus dengan kebaikan.