Catatan : D.Wijaya

Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Perhimpunan Bank Perekonomian Rakyat Indonesia (Perbarindo) 2025 yang digelar di Four Points Hotel Makassar pada 25-26 September 2025. Rakernas Perbarindo sebagai forum penting untuk memperkuat arah strategis BPR-BPRS dalam menghadapi perubahan industri keuangan nasional. Dengan mengusung tema “Penguatan Kompetensi SDM dan Ekosistem Digital dalam Implementasi GRC BPR di Era Inovasi Keuangan, Rakernas tahun ini menekankan bahwa keberlanjutan BPR hanya dapat dicapai melalui transformasi menyeluruh pada tata kelola, manajemen risiko, dan kepatuhan (Governance, Risk, and Compliance).

Dalam sambutannya, Ketua DPP Perbarindo, Tedy Alamsyah, menegaskan empat pilar penting yang menjadi fondasi transformasi BPR, yakni SDM, infrastruktur, nasabah, dan informasi.

Pertama: Penguatan SDM BPR. SDM adalah kunci keberhasilan implementasi GRC. BPR membutuhkan tenaga profesional yang kompeten, berintegritas, serta adaptif terhadap perubahan teknologi dan regulasi. Melalui pelatihan, sertifikasi, dan pengembangan berkelanjutan, SDM BPR diharapkan mampu mengelola risiko, meningkatkan kualitas tata kelola, serta menjawab tantangan era digital dengan percaya diri.

Ke dua: Infrastruktur. Infrastruktur digital menjadi fondasi utama dalam mendukung ekosistem layanan BPR. Investasi pada teknologi informasi, keamanan siber, dan sistem operasional yang andal akan memperkuat posisi BPR di tengah persaingan lembaga keuangan lain. Dengan infrastruktur yang kuat, implementasi GRC bisa berjalan lebih efektif karena setiap proses dapat dipantau, diukur, dan dilaporkan dengan transparan.

Ke tiga: Orientasi pada nasabah. Nasabah adalah jantung dari keberadaan BPR. Dalam inovasi keuangan, fokus layanan harus tetap diarahkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, khususnya UMKM dan sektor informal. Tedy Alamsyah menekankan bahwa BPR harus menjaga kedekatan emosional dengan nasabahnya sambil menawarkan solusi keuangan yang inklusif, sederhana, namun tetap berbasis prinsip GRC yang sehat.

ke empat: Pengelolaan informasi. Di era digital, informasi adalah aset strategis. Pengelolaan informasi yang transparan dan akurat tidak hanya meningkatkan kepercayaan regulator dan nasabah, tetapi juga memperkuat reputasi BPR sebagai lembaga yang kredibel. Data dan informasi yang dikelola dengan baik memungkinkan BPR melakukan analisis risiko lebih tajam, mengambil keputusan yang tepat, serta menjaga kepatuhan terhadap regulasi yang berlaku.

Empat pilar tersebut menjadi penegasan bahwa implementasi GRC tidak bisa dilepaskan dari kualitas SDM, kekuatan infrastruktur, perhatian terhadap nasabah, dan pengelolaan informasi. Rakernas Perbarindo 2025 akhirnya menjadi momentum untuk memperkokoh komitmen bersama: menjadikan BPR sebagai garda depan ekonomi kerakyatan yang sehat, tangguh, dan berdaya saing di era inovasi keuangan. (Gumikbali.co.id/D.Wijaya)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *